Jumat, 25 Maret 2016

Cara Budidaya Jalak Putih


     Untuk menjodohkan Jalak Putih lebih baik menggunakan sistem koloni, supaya burung bisa memilih sendiri pasangan nya, kalau pilih sendiri kan sesuai dengan selera burung dan tidak dipaksakan, karena hal yang memaksa atau dipaksa tidak akan menghasilkan kebahagiaan.

    Burung di campur jadi satu kandang, usahakan kandang terkena sinar matahari, kemudian pacu dengan jangkrik supaya burung cepat birahi. 
Setelah itu amati burung yang berkreasi dan berdekat-dekatan, semprot dengan cairan berwarna bisa menggunakan teres atau zat pewarna lainya untuk memudahkan dalam penangkapan burung yang selanjutnyapisahkan dalam kandang sekat.
Kelemahan menggunakan sistem koloni, jumlah burung harus lebih dari satu pasang dan memerlukan kandang dengan ukuran yang lebih besar. Tetapi keuntungan menggunakan sistem koloni kita tidak usah susah-susah mensilangkan antara burung satu dengan burung yang lain.
Kalau cuma punya satu pasang juga bisa dijodohkan, yang pertama dilakukan pastikan kalau jenis kelamin burung sudah pasti jantan betina, untuk membedakanya bisa baca Cara Membedakan Jalak Putih Jantan Betina disini, atau bisa di tanyakan ke pakar / penangkaran yang sudah kita yakini.
Kemudian burung jantan betina di dekatkan kurang lebih 1 minggu dengan kandang tetap di sekat atau dua kandang yang terpisah, ini di maksudkan supaya burung bisa saling kenal. Setelah burung sudah saling kenal, lepaskan sekat atau jadikan burung jadi satu kandang, langsung dimasukkan kandang besar sekalian juga tidak apa-apa.
Amati beberapa saat, terjadi perkelahian atau tidak. Kalo terjadi perkelahian, pisahkan kembali, kalo tidak biarkan tetap satu kandang.
Setelah beberapa bulan amati burung mengalami perkembangan atau tidak. Perkembangan disini dalam arti burung semakin dekat dengan pasanganya atau tidak, terlihat dari kreasi burung tersebut, kalo burung yang satu terbang pindah tempat burung yang satunya mengikuti. Kemudian beri daun cemara di bawah kandang untuk tempat sarang, kalo burung mau mengambil dan membawanya ke sarang, berarti burung tersebut sudah mau produksi, tinggal ditunggu saja.

Salah seorang guru terbaik untuk penangkaran berbagai jenis burung jalak adalah Drs Sukardi, pemilik Kere Ayem Bird Farm di kawasan Cileungsi, Bogor. Tidak heran jika pria kelahiran Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri, itu dipercaya sebagai ketua Paguyuban Penangkar Jalak Bali (PPJB). Om Sukardi tak hanya piawai menangkar jalak bali, tetapi juga jalak putih, jalak suren, juga cucakrowo dan murai batu. Bahkan kini dia sedang mengembangkan jalak suren albino yang jarang dimiliki orang.
1. Kontruksi kandang penangkaran
Kandang penangkaran burung jalak
Burung jalak membutuhkan suasana kandang yang tinggi.
—-
Ukuran kandang penangkaran bersifat relatif, sebab tergantung ketersediaan lahan. Tetapi idealnya, kandang berukuran panjang 2 meter, lebar 1 meter, dan tinggi 2,25 meter.
“Jalak memang menyukai suasana kandang yang tinggi. Tetapi jika lahan tak mencukupi, boleh juga menggunakan kandang mini dengan ukuran 1 x 1 m2 dan tinggi 1 meter,” kata Om Sukardi.
Sama seperti kandang murai batu dan cucakrowo, dinding bagian belang serta samping kiri dan kanan bersifat tertutup. Anda bisa menggunakan batu bata atau batako sebagai dindingnya, dan sebaiknya tidak perlu diplester semen agar kelembaban kandang terjaga.
Fungsi dinding-dinding ini untuk mencegah pasangan induk melihat pasangan lain di sisi kiri dan kanan. Sebab, ini akan mengganggu proses reproduksinya.
Adapun dinding depan bersifat terbuka, yang tertutup kawar ram. Bagian atasnya juga dibiarkan separo terbuka. Separo bagian ditutup asbes / seng, separo lagi ditutup kawat ram.
Lantai kandang cukup dari tanah agar mudah menyerap kotoran, sekaligus menjaga agar suasana kandang tetap lembab.
Sediakan tangkringan sebagai kelengkapan utama bagi burung-burung petenggar. Dalam hal ini, Om Sukardi menyarankan penggunaan tangkringan dari balok kayu (persegi), bukan yang bulat. Sebab tangkringan persegi lebih mudah dicengkeram.
Bak mandi sebagai sarana mandi juga wajib disediakan. Sarang terbuat dari kayu atau tripleks, berbentuk boks, dengan ukuran 25 x 25 x 35 cm2, yang ditempatkan di bagian atas.
Untuk memudahkan panen anakan, kotak sarang bisa ditempatkan di luar, namun pintu sarang menghadap ke dalam kandang. “Jadi, dari luar kita bisa melihat telur dan anakan yang baru menetas,” ujarnya.
Kotak sarang burung jalak
Untuk memudahkan pemantauan, kotak sarang berada di luar.
—-
2. Seleksi calon induk
Jika kandang sudah ada, kita bisa memulai penangkaran dengan menyeleksi calon induk jantan dan betina. Usahakan umur di atas 1-2 tahun, sebab burung sudah dalam kondisi siap kawin. Pilih calon induk yang berkarakter jinak / tidak liar, karena sangat membantu proses penjodohan dan perawatan selanjutnya.
3. Proses penjodohan
Proses penjodohan diawali dari perkenalan antara burung jantan dan betina. Masukkan keduanya ke dalam sangkar terpisah, namun dalam posisi didempetkan. Ya, proses ini tak berbeda dari pra-penjodohan burung kicauan lainnya.
Jika sudah saling mengenal, akan terlihat tanda-tanda di mana kedua burung selalu ingin berdekatan. Itulah saatnya kedua burung dimasukkan ke kandang penangkaran yang telah disiapkan sebelumnya.
Jalak suren albino
Pasangan jalak suren albino di Kere Ayem BF Bogor.
—-
4. Masa reproduksi / berkembang biak
Untuk memenuhi kebutuhan pakan indukan, Anda bisa menyediakan voer sebagai pakan utama. Adapun extra fooding (EF) berupa jangkrik, ulat hongkong, dan pisang kepok. Dengan kebutuhan pakan seperti ini, pasangan induk akan cepat berproduksi.
Induk betina akan bertelur sekitar 1 minggu setelah berjodoh. Selanjutnya dia mengerami telur sampai menetas. Begitu menetas, anakan tetap dibiarkan bersama induknya selama 1 bulan.
5. Perawatan anakan burung jalak
“Anakan yang sudah berumur 1 minggu bisa dipanen dan dipindahkan ke boks inkubator. Selama berada dalam boks inkubator, burung ditempatkan pada besek masing-masing. Bagian atas ditutup menggunakan bahan dari rotan, agar anakan burung bisa beristirahat.
Boks inkubator anakan burung jalak
Umur 1 minggu, anakan jalak dipanen dan dipindah ke boks inkubator.

Pakan lolohan untuk anakan jalak berupa adonan voer, atau voer yang sudah dilembutkan dan diberi sedikit air hangat agar bisa dicerna organ pencernaannya yang masih primitif.
Jarak waktu pemberian adonan voer adalah 1 jam sekali, dan secara bertahap dikurangi menjadi 2 jam sekali, 3 jam sekali, dan seterusnya. Hal ini dilakukan sampai anakan jalak berumur 1 bulan lebih, atau sudah bisa makan sendiri.
Setelah anakan bisa makan sendiri, jangkrik kecil bisa diberikan diberikan 3 kali sehari: pagi, siang, dan sore hari. Porsi setiap pemberian 5 ekor. Sebelum diberikan, bersihkan dulu kaki-kaki jangkrik.
Umur 1,5 bulan – 2 bulan, anakan jalak sudah bisa dipasarkan. Seperti dijelaskan di atas, harga anakan jalak bali saat ini mencapai Rp 9 juta / pasang, dan jalak putih Rp 2 juta hingga Rp 2,5 juta per pasang.
Bagaimana, tertarik untuk menangkarnya? Jika Anda kesulitan memperoleh calon induk, silakan kontak Om Sukardi dengan alamat seperti di bagian bawah artikel ini. Selamat beternak.






2 komentar: